Tag Archives: Thorsten Fink

Debut Spesial Wiesinger

20 Jan

DEBUT sebagai pelatih di Bundesliga 1 pada Minggu (20/1) akan terasa sangat istimewa bagi pelatih anyar 1.FC Nürnberg, Michael Wiesinger. Pelatih berumur 40 tahun itu harus menghadapi Hamburger SV, tim yang diasuh oleh sosok berpengaruh dalam karier kepelatihannya, Thorsten Fink.

Seperti dituturkan kepada Hamburger Morgenpost, Wiesinger sangat berutang budi kepada Fink. Pasalnya, eks pelatih FC Basel itulah yang menuntun dia ke jalur pelatih. “Dia adalah orang yang mendorong saya untuk menjadi pelatih. Pada 2008, dia lantas menjadikan saya asistennya di FC Ingolstadt,” urai Wiesinger.

Sudah bisa diduga, kedekatan Wiesinger dan Fink terjalin saat berada di FC Bayern München. “Ketika saya pindah dari Nürnberg ke Bayern pada 1999, Thorsten sangat berperan bagi saya. Kami tinggal di distrik yang sama dan kerap menghabiskan waktu makan siang bersama-sama,” kisah Wiesinger lagi. “Meski bukan pemain nasional, dia adalah salah satu pemimpin di tim.”

Kedekatan personal itu terus terjaga di antara mereka. Dalam beberapa kesempatan, Wiesinger sengaja menemui Fink untuk meminta nasihat dan tips. “Sayangnya, kini saya tak bisa melakukan itu lagi,” kata dia. Tentu tak bisa karena Fink kini menjadi lawan yang harus dikalahkan. (@SeppGinz)

Misi Penting di Abu Dhabi

1 Jan
Para pemain Hamburger SV mengemban misi khusus dalam pemusatan latihan di Abu Dhabi. (Foto: www.rp-online.de)

Para pemain Hamburger SV mengemban misi khusus dalam pemusatan latihan di Abu Dhabi. (Foto: http://www.rp-online.de)

LEBIH BAIK lebih awal daripada terlambat. Itulah prinsip yang dipegang Thorsten Fink, pelatih Hamburger SV. Atas dasar prinsip itu pula Hamburg melakukan persiapan paling awal dalam menyambut putaran kedua yang akan dimulai pada 18 Januari nanti. Jika tim-tim lain baru memulai latihan pada awal Januari, Die Rothosen sudah memulainya pada 30 Desember lalu. Bahkan, sejak 2 Januari, mereka melakukan pemusatan latihan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Sudah barang tentu itu dilakukan bukan tanpa alasan yang jelas. Setidaknya ada dua hal yang mendasari hal itu. Pertama, Fink ingin memelihara ritme permainan anak-anak asuhnya. “Dalam kurang dari tiga pekan, kami harus pergi ke Nürnberg. Kami tak ingin kehilangan ritme dan harus berbuat lebih baik dari musim panas lalu,” ungkap Fink kepada Hamburger Morgenpost.

Secara spesifik, Fink tak ingin Hamburg mengawali putaran kedua seperti putaran pertama. Kala itu, mereka gagal menuai angka dalam tiga laga awal. Pada kesempatan lain, kepada Bild, eks pelatih FC Basel itu berujar, “Dalam enam atau tujuh laga awal, kami ingin meraih nilai yang cukup banyak.”

Adapun hal kedua yang mendasari Hamburg melakukan persiapan lebih dini adalah impian menembus zona Eropa. Meski saat ini terpaku di posisi ke-10, Heiko Westermann dkk memang memiliki kans menembus ke 6-besar. Maklum, mereka hanya terpaut tipis dari tim yang berada di posisi ke-5 dan ke-6.

“Target kami haruslah (tiket) Eropa. Jika kami menunjukkan konsistensi dalam permainan, itu bukan kemustahilan. Kami punya skuad yang cukup berkualitas,” jelas Van der Vaart. “Terpaut dua poin di belakang peringkat ke-5, lolos ke Eropa bukan utopia!”

Menembus zona Eropa sendiri memang sudah menjadi keinginan Chairman Carl Edgar Jarchow. Pada musim lalu, dia menegaskan bahwa musim kedua atau 2012-13, Hamburg diharapkan bisa menembus papan atas dan meraih tiket ke ajang antarklub Eropa.

Guna mencapai target tersebut, Fink sudah tahu hal yang harus ditekankan saat pemusatan latihan di Abu Dhabi. Kepada Hamburger Morgenpost, eks gelandang Karlsruher SC dan FC Bayern München itu menegaskan, hal yang akan diutamakan adalah membenahi fokus para pemain saat berlaga di lapangan. “Pada putaran pertama, itulah yang tidak berjalan dengan baik,” kata dia.

Sementara itu, menyangkut putusannya memulai latihan sebelum tahun baru, Fink mengatakan hal itu sudah menjadi kebiasaannya. “Sejak menjadi pemain hingga pelatih, saya selalu mulai berlatih sebelum tahun baru!” tegas dia.

Kebiasaan itu mungkin berbeda dengan tradisi klub dan para pemain. Namun, mereka tak bisa memprotes. Maklum, berkat kebiasaannya itu, Fink mampu meraup sukses bersama Bayern sebagai pemain dan beberapa kali mengantar FC Basel juara di Swiss. (@SeppGinz)

Bayern Harus Belajar dari Hamburg

6 Feb

DI KLASEMEN SEMENTARA Bundesliga 1, posisi Hamburger SV memang terpaut jauh dari FC Bayern München. Kedua klub itu terpaut sepuluh peringkat. Bayern di posisi kedua, sedangkan Hamburg ke-12. Namun, di mata Ivica Olic, Hamburg justru patut dijadikan teladan oleh Bayern.

Menurut Olic, tim asuhan Thorsten Fink punya sesuatu yang tak dimiliki FC Hollywood. Itu adalah semangat juang. “Aku sangat terkesan oleh Hamburg,” ungkap dia kepada Kicker seraya menambahkan faktor hasrat bermain dan daya juang sebagai hal yang membuatnya terkesan. “Hanya mereka yang berjuang keras yang bisa melangkah maju,” lanjut striker berumur 32 tahun itu.

Ucapan Olic benar adanya. Hamburg memang menunjukkan semangat juang yang sangat tinggi. Hasilnya, mereka beringsut ke papan tengah walau sempat terbenam di dasar klasemen selama enam pekan dari spieltag ke-4 hingga 9. Itu berkebalikan dengan Bayern yang harus tergeser ke posisi kedua meski sempat lama berada di puncak dan unggul lima poin dari pesaing terdekat pada pekan ke-9. (Sepp Ginz)

Secercah Asa untuk Jarolim

25 Jan
David Jarolim

Sempat tersisih beberapa lama, David Jarolim kini mulai dilirik untuk kembali ke tim utama Hamburger SV. (Foto: http://www.bild.de)

LAMA TERSINGKIR dan dimasukkan ke daftar transfer bukan berarti karier seorang pemain sudah habis. Harapan selalu ada jika terus berjuang keras walau hanya saat latihan. Tak percaya? Tengoklah apa yang dialami David Jarolim pada saat ini. Terakhir kali menjadi starter pada spieltag ke-6, gelandang bertahana sal Rep. Ceko itu kemungkinan bakal kembali menjadi andalan Hamburger SV.

Secercah asa untuk Jarolim itu diungkapkan langsung oleh pelatih Thorsten Fink, Selasa (24/1). “Saya kira kami akan lebih sering lagi membutuhkan dia. Apalagi dalam perjuangan menghindari degradasi,” ucap dia kepada Hamburger Morgenpost. “Dia seorang profesional sejati. Pada saat latihan, dia adalah pemain yang paling pertama datang. Dia akan jadi alternatif untuk akhir pekan nanti.”

Mendengar hal itu, Jarolim jelas senang buka kepalang. Maklum, sejak kehilangan tempat di tim utama, dia hanya tiga kali turun. Itu pun tak lebih dari 20 menitan. “Aku tengah berada pada masa-masa sulit. Jika kembali bermain, itu bak impian yang menjadi kenyataan bagiku. Aku siap dan berharap bisa menolong tim,” papar dia.

Berpalingnya Fink kepada Jarolim tidak terlepas dari kekalahan 1-5 yang diderita Hamburg dari Borussia Dortmund, Minggu (22/1). Saat itu, Fink menunjuk lini tengah sebagai salah satu titik paling lemah. Dengan pengalaman dan kualitas yang dimiliki, Jarolim tentu diharapkan bisa memperkuat lini tersebut. (Sepp Ginz)

Terima Kasih Kuba kepada Hummels

23 Jan

GELIAT LUAR BIASA ditunjukkan Jakub Blaszczykowski saat Borussia Dortmund menghadiahkan kekalahan pertama kepada pelatih Hamburger SV, Thorsten Fink. Dalam kemenangan 5-1 di Imtech Arena itu, Kuba menyumbangkan dua gol, sama seperti striker Robert Lewandowski yang juga rekan senegaranya.

Sudah barang tentu Kuba senang bukan kepalang. Pasalnya, sepanjang paruh pertama, dia hanyalah pemain cadangan. Kini pun, dia dipercaya menghuni starting eleven hanya karena Mario Götze absen. Namun, di balik kegembiraan itu, dia tak lupa berterima kasih kepada bek tengah Mats Hummels. Pasalnya, satu gol yang dicetak dari titik penalti seharusnya menjadi milik Hummels yang ditunjuk pelatih Jürgen Klopp sebagai eksekutor utama saat Die Schwarzgelben mendapat penalti.

“Aku memang sengaja meminta kepada Mats. Dia pun memberikan bola kepadaku. Hari ini, aku sangat yakin untuk menembak penalti ini. Terima kasih kepada Mats,” kata Kuba seperti dikutip Ruhr Nachrichten.

Kuba sangat pantas berterima kasih. Pasalnya, gol penalti itu ikut menambah kepercayaan dirinya dalam melakoni sisa musim. Setidaknya, itu juga menjadi bukti kepada Klopp bahwa dirinya masih bisa diandalkan meski tak lagi mendapat jaminan di tim utama.

Posisi Kuba sendiri saat ini dalam dilema besar. Di satu sisi, dia masih ingin bertahan di Dortmund. Namun, situasinya kian sulit setelah Dortmund memastikan kedatangan Marco Reus pada musim depan. Jika keberadaan Götze saja membuat dia tersisih, apalagi dengan kedatangan aktor utama lesatan Borussia Mönchengladbach tersebut. Sudah begitu, Chairman Hans-Joachim Watzke pernah mengungkapkan formasi ideal pada musim depan adalah Reus-Götze-Kagawa sebagai penopang Lewandowski. (Sepp Ginz)

Bukti Tangan Dingin Fink

7 Dec
Hamburger SV

Marcell Jansen dkk. pantas mengumbar senyum karena performa mereka di bawah asuhan Thorsten Fink ternyata lebih baik dari FC Bayern München, sang pemuncak klasemen. (Foto: http://www.sportschau.de)

ENAM PEKAN telah berlalu sejak Thorsten Fink datang ke Imtech Arena sebagai pelatih anyar Hamburger SV. Selama enam pekan itu, Die Rothosen menunjukkan perkembangan menggembirakan. Perlahan namun pasti, Heiko Westermann cs meninggalkan zona degradasi walau belum mampu menembus top half di klasemen sementara.

Satu hal yang menarik, perolehan poin Hamburg dalam enam pekan bersama Fink ternyata lebih baik dari sang pemuncak klasemen, FC Bayern München. Hamburg mengoleksi 10 poin dan tak pernah tersentuh kekalahan, sementara Bayern hanya mendapatkan 9 angka dengan diwarnai tiga kekalahan.

Statistik itu jelas menunjukkan keandalan Fink dalam meramu tim dan strategi. Namun, eks pelatih FC Basel itu tak mau terjebak euforia. “Posisi kami di papan tengah belum aman karena hanya terpaut tiga angka dari zona degradasi. Saya menginginkan hal yang lebih. Tiket ke pelataran Eropa memang bukan target, tapi kami akan membuat kejutan. Tak ada yang tak mungkin,” jelas Fink kepada Hamburger Morgenpost.

Berbekal perkembangan yang telah ditunjukkan dalam enam pekan, kejutan bukan tak mungkin diperlihatkan Hamburg pada akhir musim nanti. Jika performa para pemain kian meningkat, menembus papan atas dan kembali berlaga di kejuaraan antarklub Eropa bukan sesuatu yang mustahil bagi mereka. (Sepp Ginz)

Beda Kisah Tiga Klub

11 Nov
Thorsten Fink

Thorsten Fink mendapatkan lampu kuning dari Chairman Carl Edgar Jarchow untuk beroperasi di bursa transfer musim dingin. (Foto: http://www.torwart.de)

JELANG DIBUKANYA bursa transfer musim dingin, banyak rumor mulai beredar seputar perindahan pemain. Tak terkecuali di Bundesliga 1. Namun, selain rumor perpindahan pemain, ada tiga klub yang memiliki cerita unik masing-masing pada bursa transfer nanti. Mereka adalah FC Bayern München, VfL Wolfsburg, dan Hamburger SV.

Di tengah hasrat Ivica Olić, Danijel Pranjić, dan Diego Contento meninggalkan Allianz Arena, pelatih Jupp Heynckes dengan tegas menyatakan tak mau kehilangan pemain pada paro musim nanti. “Saya ingin menggunakans emua pemain,” kata dia kepada Kicker. “Skuad yang kami miliki tidaklah gemuk. Itu membuat saya berharap semua pemain tetap bertahan di sini. Tapi, saya mengerti keinginan pemain seperti Pranjić yang merasa kecewa pada saat ini.”

Berkebalikan dengan Bayern, Wolfsburg dikabarkan siap melepas beberapa pemain. Tak tanggung-tanggung, pelatih Felix Magath sudah mengisyaratkan enam pemain untuk mengepak koper dan meninggalkan Volkswagen Arena. Keenamnya adalah Sotirios Kyorgiakos, Jan Polak, Patrick Helmes, Koo Ja-cheol, Yohandry Orozco, dan Mateusz Klich. Menariknya, mereka sama-sama baru diadatngkan pada tahun ini.

Cerita Hamburg lain lagi. Setelah mendatangkan banyak pemain muda pada awal musim, manajemen klub itu menyatakan tak ada dana bagi pelatih Thorsten Fink untuk berbelanja pemain baru pada bursa transfer musim dingin. Hal itu ditegaskan Chairman Carl Edgar Jarchow kepada Kicker. Menurut dia, situasi saat ini juga menunjukkan Die Rothosen tak perlu penambahan pemain.

“Meski begitu, jika kami kemudian sepakat harus memperkuat skuad yang ada, pembelian satu pemain masih mungkin dilakukan. Tapi, itu dilakukan hanya untuk mengoptimalkan skuad,” tegas Jarchow.

Menariknya, Direktur Olahraga Frank Arnesen justru telah memberikan isyarat bakal memberi lampu hijau andai Fink meminta tambahan pemain untuk memperkuat skuad yang telah ada. Apalagi dia memang sudah berdiskusi dengan Fink tentang kelemahan-kelemahan yang masih ada di timnya. (Sepp Ginz)

Magath Tak Khawatirkan Hamburg

23 Oct
Felix Magath

Walaupun punya ikatan emosional kuat dengan Hamburger SV, Felix Magath lebih mencemaskan nasib klubnya saat ini, VfL Wolfsburg. (Foto: http://www.spiegel.de)

MENJADI LEGENDA dan menjulang bersama Hamburger SV tak lantas membuat Felix Magath iba melihat eks klubnya itu berkutat di zona degradasi. Dalam wawancara dengan Wolfsburger Allgemeine Zeitung, dia menegaskan sama sekali tak menyimpan simpati kepada koleganya, Thorsten Fink.

Ada dua alasan yang mendasari sikap tersebut. “Kondisi Hamburg sama dengan yang kami alami,” tegas pelatih VfL Wolfsburg itu. “Lain dari itu, sebelum ada pergantian pelatih pun saya yakin Hamburg tak akan terdegradasi. Saat ini, saya lebih yakin lagi. Mood di tim itu sudah meningkat saat ditangani Rodolfo Cardoso. Saya jauh lebih cemas terhadap Wolfsburg.”

Meski begitu, Magath tak memungkiri adanya ikatan khusus dengan Die Rothosen. “Jika ada klub yang secara emosional sangat dekat dengan saya, itu jelas Hamburg,” terang dia sambil menegaskan kunjungan ke Imtech Arena adalah hal yang sangat dinantikannya setiap musim.

Lebih jauh, pelatih yang mulai mencuat saat menukangi VfB Stuttgart pada awal 2000-an itu mengaku tetap memimpikan kembali melatih Hamburg. Menurut dia, beberapa kali hal itu hampir terjadi, namun tak pernah ada kesepakatan. Sementara untuk ke depannya, dia menyatakan terikat dalam jangka panjang dengan Die Wolfe. (Sepp Ginz)

Brazzo Ingin Rusak Persahabatan

19 Oct
Jens Jeremies, Hasan Salihamidzic, Thorsten Fink, and Alexander Zickler

Hasan Salihamidzic (kedua dari kiri) akan melupakan sejenak persahabatannya dengan Thorsten Fink (kedua dari kanan) saat VfL Wolfsburg menyambangi markas Hamburger SV, akhir pekan nanti. (Foto: http://www.blick.ch)

SETIAP ORANG selalu mencoba menjaga persahabatan yang terjalin dengan baik. Namun, untuk satu hari, Hasan salihamidzic ingin melupakan persahabatan dengan Thorsten Fink, sahabatnya kala sama-sama bermain di FC Bayern München. Hari yang dimaksud adalah Sabtu (22/10). Pada hari itulah VfL Wolfsburg yang dibela Brazzo melawat ke kandang Hamburger SV yang kini dilatih Fink.

“Kami harus merusak laga pertama Fink. Itu karena kami perlu meraih poin dan mencetak kemenangan beruntun,” ungkap Salihamidzic kepada Bild. “saat ini, Hamburg masih jauh tercecer di bawah.”

Bagi Brazzo pribadi, kunjungan ke Hamburg sangatlah spesial. Maklum, dia meretas karier di klub yang juga membesarkan nama Uwe Seeler dan Felix Magath tersebut. Dari 1992 hingga 1995, Brazzo berkutat di tim junior hingga akhirnya ditarik ke tim senior oleh Magath pada 1995. Selama tiga tahun dia berkiprah di sana sampai Bayern datang merekrutnya pada 1998.

Kunjungan ke Hamburg pun sudah lama tak dilakukan Brazzo. Terakhir, dia menyambangi Imtech Arena pada 25 November 2006. Setelah itu, karena bergabung dengan Juventus, dia tak lagi menjejakkan kaki di stadion itu. Tak heran bila dia sangat bersemangat. “menyambangi Hamburg tentu sangat spesial bagiku. Di sanalah aku bermain selama beberapa tahun,” ucap dia kepada Wolfsburger Allgemeine Zeitung.

Toh, meski ingin merusak debut Fink bersama Die Rothosen, bukan berarti Brazzo berharap sahabatnya itu gagal. Sebaliknya, dia justru berharap Fink sukses menyelamatkan Hamburg dari ancaman degradasi. “Aku berharap Fink membawa Hamburg keluar dari zona bawah. Dia sosok yang hebat. Sebagai pelatih, dia punya rencana yang apik. Itu sudah diperlihatkan saat menukangi FC Basel,” harap Brazzo yang selama di Bayern kerap satu kamar dengan Fink saat melawat ke kandang lawan. (Sepp Ginz)

Hantu Pengganggu Fink

18 Oct
Thorsten Fink

Thorsten Fink dibayangi kegagalan para pelatih terdahulu dan jejak buruk para eks pemain FC Bayern München saat menjadi pelatih. (Foto: http://www.focus.de)

ADA OPTIMISME TINGGI yang dilontarkan Thorsten Fink saat diperkenalkan sebagai pelatih anyar Hamburger SV, Senin (17/10). Dia yakin Hamburg punya skuad kompetitif dan tak pantas untuk terdegradasi. Dengan tegas, dia juga mengatakan siap membungkam pihak-pihak yang meragukan kapasitasnya.

“Saya sangat percaya diri. Saat saya bergabung ke FC Bayern München, banyak orang bilang, ‘Kamu hanya akan duduk di bangku cadangan di sana.’ Nyatanya, saya bermain 150 kali untuk Bayern. Saya tak takut pada apa pun dan siapa pun. Ketakutan adalah hal terakhir dalam hidup saya,” jelas Fink.

Lebih jauh, eks gelandang SC Karlsruhe itu menegaskan, misinya saat ini adalah secepat mungkin membawa Die Rothosen keluar dari zona degradasi dan kembali menghibur para fans. Dia yakin hal itu bisa terwujud jika para pemain mengikuti filosofi yang diusungnya, yakni sepak bola menyerang dengan bertumpu pada pola 4-4-2.

Meski begitu, kerja Fink dipastikan tidak mudah. Ada hantu yang bergentayangan di Imtech Arena. Hantu yang selalu saja mengganggu para pelatih. Faktanya, sejak 2001 tercatat ada 11 pelatih yang pernah menukangi Hamburg. Bahkan, nama-nama beken macam Klaus Toppmöller, Huub Stevens, dan Armin Veh pun tak sanggup bertahan lama.

Memang benar tak semua pelatih mengalami pemecatan. Sebut saja Stevens yang mundur karena alasan keluarga dan Martin Jol yang tak kuat menolak tawaran Ajax Amsterdam. Namun, itu tetap saja membuktikan panasnya kursi pelatih di Hamburg. Sejak Frank Pagelsdorf, tercatat hanya Kurt Jara dan Thomas Doll yang sanggup bertahan lebih dari dua tahun.

Selain itu, Fink juga dihantui hal lain. Itu adalah kegagalan sejumlah eks pemain Bayern saat menjadi pelatih, terutama di Bundesliga 1. Tak percaya? Tengok saja kiprah Klaus Augenthaler, Jürgen Klinsmann, Martin Jol, Bruno Labbadia, Markus Babbel, dan Christian Ziege. Tak satu pun yang mampu berprestasi bagus. Beberapa dari mereka hanya mampu menjadi penyelamat sesaat, namun lantas dipecat.

Secara khusus, bayang-bayang Labbadia yang akan menghantui Fink. Mampu membawa Die Rothosen melambung pada awal musim dan finish di posisi ke-4 pada akhir paruh pertama, tim asuhannya lantas menukik pada paruh berikutnya dengan hanya menuai empat kemenangan. (Sepp Ginz)