Tag Archives: Mats Hummels

Tradisi Buruk Awal Tahun

1 Mar
Germany vs France

Bukan hanya meneruskan rekor buruk Tim Wiese, kekalahan dari Prancis juga membuat Jerman selalu gagal menang pada laga awal tahun sejak 2009. (Foto: http://www.sportschau.de)

KEKALAHAN 1-2 yang diderita timnas Jerman saat menghadapi Prancis, Rabu (29/2), memang menjadi catatan tersendiri bagi kiper Tim Wiese. Hal itu membuat dia tak pernah merasakan kemenangan saat membela timnas Jerman. Dalam enam laga, dia mengalami tiga kekalahan dan tiga kali imbang.

Kekalahan itu sudah barang tentu membuat Der Panzer menuai kritik. Mayoritas media massa Jerman memasang judul pedas. Bild dan Kölner Express sama-sama menilai Der Panzer yang turun pada laga itu sebagai tim tang terlalu hijau. Bild lebih umum dengan mengatakan Jerman terlalu hijau untuk juara Piala Eropa. Sementara Kölner Express lebih spesifik dengan menunjuk barisan belakang yang dinilai terlalu hijau untuk tampil di Polandia-Ukraina.

Faktanya memang demikian. Jerman yang tampil melawan Prancis jauh berbeda dengan Jerman yang mengalahkan Belanda dan Brasil. Koordinasi di lini belakang sangat lemah, lini tengah kekurangan kreativitas, dan lini depan tak bisa menunjukkan kekuatannya. Pelatih Joachim Löw sendiri merasa sangat geram.

“Saya kecewa atas cara kami mengalami kekalahan itu,” ungkap Löw setelah laga. “Pada babak kedua, kami tak mampu menemukan permainan yang baik. Oleh karena itu, Prancis sangat pantas menang.”

Otokritik juga diungkapkan Thomas Müller dan Mats Hummels. Müller menilai kekalahan disebabkan oleh rendahnya kedisiplinan. Sementara itu, Hummels menunjuk hilangnya keseimbangan di dalam tim yang tercermin dari terlalu banyaknya daerah yang terbuka di daerah mereka.

Terlepas dari itu, ada hal menarik dari kekalahan tersebut. Pasalnya, sejak 2009, Jerman tak pernah menangguk kemenangan pada laga pertama yang dijalani. Uniknya lagi, semuanya terjadi di kandang sendiri. Dalam empat tahun, Der Panzer mengalami tiga kekalahan dan sekali imbang. Satu-satunya hasil imbang adalah saat menghadapi Italia di Dortmund pada 2011.

Jika ditarik lebih ke belakang. Tradisi Jerman pada awal musim ternyata tidak bagus. Dalam 15 tahun terakhir atau sejak 1998, mereka hanya menangguk lima kemenangan. Sisanya, dua kali imbang dan delapan kali kalah! Di antara kekalahan yang diterima, antara lain didapatkan dari tim yang tak punya tradisi bagus menghadapi mereka macam Amerika Serikat pada 1999 dan Norwegia pada 2009. (Sepp Ginz)

Hasil Laga Jerman pada Awal Tahun
Tanggal Kota Hasil
29.02.2012 Bremen Jerman 1-2 PRANCIS
09.02.2011 Dortmund Jerman 1-1 Italia
03.03.2010 München Jerman 0-1 ARGENTINA
11.02.2009 Düsseldorf Jerman 0-1 NORWEGIA
06.02.2008 Wien Austria 0-3 JERMAN
07.02.2007 Düsseldorf JERMAN 3-1 Swiss
01.03.2006 Florence ITALIA 4-1 Jerman
09.02.2005 Düsseldorf Jerman 2-2 Argentina
18.02.2004 Split Kroasia 1-2 JERMAN
12.02.2003 Mallorca SPANYOL 3-1 Jerman
13.02.2002 Kaiserslautern JERMAN 7-1 Israel
27.02.2001 Paris PRANCIS 1-0 Jerman
23.02.2000 Amsterdam BELANDA 2-1 Jerman
06.02.1999 Jacksonville AS 3-0 Jerman
18.02.1998 Maskat Oman 0-2 JERMAN
Sumber: http://www.dfb.de

Tantangan untuk Wiese

28 Feb

 

Tim Wiese

Laga terakhir Tim Wiese bersama timnas Jerman adalah saat ditahan imbang oleh Polandia, 6 September 2011. Kala itu, gawangnya dua kali jebol oleh pemain lawan. (Foto: http://www.torwart.de)

SEBUAH UJIAN akan dijalani Tim Wiese kala Jerman menjamu Prancis dalam laga uji coba jelang Euro 2012. Penjaga gawang asal SV Werder Bremen itu dipastikan mengawal gawang Der Panzer. Kepastian tersebut diungkapkan asisten pelatih Hans-Dieter Flick dalam konferensi pers jelang laga, Selasa (28/2).

“Sebelum Piala Eropa, tepat di depan para fansnya sendiri, Tim akan mengawal gawang. Dia dijadwalkan bermain penuh selama 90 menit,” ungkap Flick seraya menambahkan bahwa striker Miroslav Klose akan menjadi kapten tim karena Philipp Lahm dan Bastian Schweinsteiger absen gara-gara cedera.

Putusan itu jelas membuat Wiese bangga. Pasalnya, dia memang merasa sebagai sosok yang paling pantas menjadi kiper kedua timnas Jerman di bawah Manuel Neuer. Namun, itu juga bisa menjadi tes kepantasan mengingat rekor Wiese yang buruk saat menjaga gawang Der Panzer. Dalam lima laga yang telah dilalui, Jerman tak pernah menang. Dua di antaranya malah berakhir kekalahan, yakni saat melawan Inggris dan Australia.

Bermain di bawah tatapan para pendukung Der Panzer yang sebagian besar di antaranya ditengarai juga fans Bremen, Wiese tentu wajib mengakhiri rekor buruk itu dan meraih kemenangan pertama. Gagal melakukan hal itu, bisa jadi klaimnya sebagai kiper kedua harus direvisi. Bukan apa-apa, pelatih Joachim Löw masih punya sejumlah kiper yang tak kalah bagus. Sebut saja Ron-Robert Zieler yang tak dipanggil untuk laga kali ini. Lalu, ada juga Marc-André ter Stegen yang tampil luar biasa bersama Borussia Mönchengladbach.

Demi menggapai kemenangan dan membuat gawang Jerman tak tertembus sepakan pemain Prancis, tentu saja Wiese harus berharap banyak pada duet bek tengah yang berada di depannya. Sesuai penuturan Flick, kedua bek tengah yang akan diturunkan sejak awal adalah Holger Badstuber dan Mats Hummels. Wiese tentu ingin keduanya mampu menjadi tembok tangguh dan tak membuat blunder sehingga dia bisa lebih tenang berada di bawah mistar gawang. Bukan apa-apa, seperti diungkapkan playmaker Mesut Özil, Prancis punya banyak pemain bagus yang potensial merepotkan dan mengalahkan mereka. (Sepp Ginz)

Hasil Laga Jerman Bersama Wiese
Tanggal Partai Keterangan
19.11.2008 Jerman 1-2 Inggris Masuk menit ke-46, kebobolan satu gol
18.11.2009 Jerman 2-2 Pantai Gading Digantikan pada menit ke-46, tak kebobolan
11.08.2010 Denmark 2-2 Jerman
29.03.2011 Jerman 1-2 Australia
06.09.2011 Polandia 2-2 Jerman
Sumber: http://www.dfb.de

Westermann Tak Lupakan Euro

8 Feb
Heiko Westermann

Bermodal ambisi menembus skuad timnas Jerman ke Piala Eropa 2012, Heiko Westermann terus menunjukkan performa apik bersama Hamburger SV. (Foto: http://www.focus.de)

DUA PEKAN TERAKHIR, Heiko Westermann begitu menawan di pertahanan Hamburger SV. Jika sebelumnya sangat fluktuatif, performa kapten Die Rothosen itu tampak lebih stabil dan cenderung meningkat. Hal itu terliaht dari penilaian Bild yang mengganjarnya dengan poin 3 saat menghadapi Hertha BSC Berlin dan 2 kala melawan FC Bayern München.

Statistik pun menunjang penilaian itu. Dalam dua laga tersebut, Westermann sangat kokoh, terutama dalam melakukan duel. Baik saat melawan Hertha maupun Bayern, dia sama-sama memenangi 18 dari 23 duel. Tak heran bila Chairman Carl-Edgar Jarchow memberikan pujian. “Dia menutup lubang dan mampu mengatur permainan. Sungguh luar biasa,” kata dia kepada Hamburger Morgenpost.

Selidik punya selidik, performa itu tak terlepas dari asa menggebu untuk menembus skuad timnas Jerman ke Euro 2012. Meski sempat tak diturunkan sejak terakhir kali membela Jerman menghadapi Swedia pada 17 November 2010, Westermann memang tak pernah kehilangan harapan.

Asanya kian meninggi setelah sempat berbincang panjang lebar dengan Joachim Löw, pelatih Der Panzer, jelang laga versus Belanda, 15 November 2011. “Tentu saja aku ingin berada di sana pada musim panas nanti!” tegas Westermann saat ditanya tentang Euro 2012. “Bagiku, itu adalah target utama pada tahun ini.”

Untuk itulah, tak heran bila performanya kian apik dan bersemangat. Maklum, untuk mendapatkan garansi tempat di skuad Der Panzer, dia harus bersaing dengan pemain-pemain belakang lain yang tak kalah mencorong. Sebut saja Mats Hummels yang bersinar bersama Borussia Dortmund, Holger Badstuber dan Jerome Boateng yang menjadi pilar Bayern, serta Per Mertesacker yang mulai menanjak di Arsenal. (Sepp Ginz)

Terima Kasih Kuba kepada Hummels

23 Jan

GELIAT LUAR BIASA ditunjukkan Jakub Blaszczykowski saat Borussia Dortmund menghadiahkan kekalahan pertama kepada pelatih Hamburger SV, Thorsten Fink. Dalam kemenangan 5-1 di Imtech Arena itu, Kuba menyumbangkan dua gol, sama seperti striker Robert Lewandowski yang juga rekan senegaranya.

Sudah barang tentu Kuba senang bukan kepalang. Pasalnya, sepanjang paruh pertama, dia hanyalah pemain cadangan. Kini pun, dia dipercaya menghuni starting eleven hanya karena Mario Götze absen. Namun, di balik kegembiraan itu, dia tak lupa berterima kasih kepada bek tengah Mats Hummels. Pasalnya, satu gol yang dicetak dari titik penalti seharusnya menjadi milik Hummels yang ditunjuk pelatih Jürgen Klopp sebagai eksekutor utama saat Die Schwarzgelben mendapat penalti.

“Aku memang sengaja meminta kepada Mats. Dia pun memberikan bola kepadaku. Hari ini, aku sangat yakin untuk menembak penalti ini. Terima kasih kepada Mats,” kata Kuba seperti dikutip Ruhr Nachrichten.

Kuba sangat pantas berterima kasih. Pasalnya, gol penalti itu ikut menambah kepercayaan dirinya dalam melakoni sisa musim. Setidaknya, itu juga menjadi bukti kepada Klopp bahwa dirinya masih bisa diandalkan meski tak lagi mendapat jaminan di tim utama.

Posisi Kuba sendiri saat ini dalam dilema besar. Di satu sisi, dia masih ingin bertahan di Dortmund. Namun, situasinya kian sulit setelah Dortmund memastikan kedatangan Marco Reus pada musim depan. Jika keberadaan Götze saja membuat dia tersisih, apalagi dengan kedatangan aktor utama lesatan Borussia Mönchengladbach tersebut. Sudah begitu, Chairman Hans-Joachim Watzke pernah mengungkapkan formasi ideal pada musim depan adalah Reus-Götze-Kagawa sebagai penopang Lewandowski. (Sepp Ginz)

Tasci Targetkan Piala Eropa

14 Jan
Serdar Tasci

Dipercaya menjadi kapten VfB Stuttgart membuat Serdar Tasci kian bersemangat mengejar tempat di timnas Jerman ke Piala Eropa 2012. (Foto: http://www.ligtv.com.tr)

MENJADI PEMIMPIN adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Itu pula yang dirasakan Serdar Tasci yang baru-baru ini resmi ditunjuk sebagai kapten anyar VfB Stuttgart. Oleh pelatih Bruno Labbadia, bek tengah berdarah Turki itu dipercaya menggantikan Mathieu Delpierre yang musim ini jarang tampil karena cedera. Sebagai bukti kebanggaan itu, Tasci langsung memberitahukan penunjukan itu kepada orang tuanya.

Bagi Tasci, ban kapten merupakan buah dari performa dan perjuangannya sepanjang paruh pertama musim ini. “Pertama, ini membuktikan kepercayaan pelatih yang begitu besar kepadaku. Setelah era Armin Veh, kepercayaan itu tak pernah lagi besar. Semua orang tahu hubunganku dengan Christian Gross tidak harmonis,” urai dia kepada Bild. “Kedua, ini juga berkaitan dengan kebugaran fisikku.”

Guna meraih kepercayaan itu, perjuangan Tasci terbilang berat. Dia secara khusus mengubah program diet dan melakukan tes tertentu. Hasilnya, dia mengetahui alergi yang dimiliki sehingga bisa menjauhkan diri dari makanan-makanan yang bisa mengakibatkan alergi.

Kini, setelah mendapatkan kepercayaan Labbadia, Tasci punya target lain. Itu adalah menaklukkan hati Joachim Löw, pelatih timnas Jerman. Maklum, dia sudah sangat lama tak memperkuat Der Panzer. Partai terakhirnya adalah saat Jerman bermain imbang 2-2 melawan Denmark pada 11 Agustus 2010. Itu pun karena Löw sengaja mengistirahatkan para pemain yang sering dimainkan saat Piala Dunia 2010.

“Penunjukan sebagai kapten adalah langkah berikutnya dalam karierku. Aku tentu saja berharap bisa terus menapaki perkembangan selanjutnya sehingga mampu masuk ke tim untuk Piala Eropa,” papar dia.

Tentu saja itu tak akan mudah. Performa apik saja tak cukup karena musim lalu pun penampilannya tak kalah dengan para bek tengah lain macam Holger Badstuber, Per Mertesacker, dan Mats Hummels. Namun, buktinya, Löw tetap tak mau memakainya lagi. Dia perlu menunjukkan sesuatu yang spesial untuk mampu meluluhkan hati Löw dan mengungguli para bek tengah lain. (Sepp Ginz)

Misi Berat Santana

7 Jan

PERFORMA APIK bukanlah jaminan merebut posisi di tim utama. Sepertinya, itulah fakta yang harus dihadapi Felipe Santana pada saat ini. Tampil baik dan sangat bisa diandalkan dalam mengadang serbuan lawan di pertahanan saat mengisi posisi Neven Subotic tak lantas membuat bek tengah asal Brasil itu digaransi tempat di tim utama. Pelatih Borussia Dortmund, Jürgen Klopp, masih menunjukkan kecenderungan memilih Subotic sebagai rekan duet Mats Hummels.

“Tele –panggilan akrab Santana– memang bek hebat yang berkelas internasional. Tapi, Mats dan Neven adalah format terbaik,” ungkap Klopp seperti dikutip Ruhr Nachrichten. “Putusan yang saya buat soal mereka selalu saja sulit.”

Memang sulit menggeser Subotic. Meski performanya sepanjang musim ini tak begitu meyakinkan, pemain asal Serbia itu punya hubungan khusus dengan Klopp. Boleh dibilang, dia adalah anak emas sang pelatih. Buktinya, dialah pemain yang ikut diboyong kala Klopp pindah dari 1.FSV Mainz 05 ke Dortmund.

Nah, seiring cedera tulang pipi yang sudah pulih, Subotic kembali diliputi ambisi untuk mengambil lagi posisinya di tim inti. “Tele punya andil tersendiri pada keberhasilan kami berada di posisi kedua klasemen pada saat ini,” ucap dia. “Tapi, kini segalanya kembali ke posisi nol. Aku akan menunjukkan performa terbaik (saat latihan) dan ingin kembali bermain.”

Santana pun tahu diri. Dia menilai dirinya tak berada di depan Subotic dalam perburuan tempat di samping Hummels. Namun, berbekal performa pada paruh pertama, dia berharap Klopp bisa berlaku adil. “Aku merasa sudah bermain baik. Aku berharap bisa menunjukkan hal itu lagi pada paruh kedua dan ada persaingan yang adil,” harap dia.

Ya, hanya pandangan objektif dan adil dari Klopp yang bisa membuat Santana tak tergusur lagi ke bangku cadangan. Namun, menilik fakta beberapa musim sebelumnya, Klopp jelas lebih suka memainkan Subotic dan Hummels di jantung pertahanan. (Sepp Ginz)

Santana Tidak Jemawa

27 Nov
Felipe Santana

Walaupun tampil apik dan mencetak gol ke gawang FC Schalke 04, Felipe Santana tak lantas berambisi menggusur Neven Subotic dari tim utama Borussia Dortmund. (Foto: http://www.ruhrnachrichten.de)

PERFORMA APIK di lini belakang Borussia Dortmund dalam beberapa laga terakhir, terutama di Bundesliga 1, tak lantas membuat Felipe Santana besar kepala. Bek tengah asal Brasil itu pun tak merevisi ambisinya meski berhasil mencetak gol pada Revierderby menghadapi FC Schalke 04, Sabtu (26/11).

Seperti sebelumnya, Santana tak berambisi mengudeta Neven Subotic dari tim utama. Jangankan meminta, berpikir soal itu pun tak pernah. Dia selalu menghormati putusan pelatih Jürgen Klopp dan keberhasilan tim.

“Pelatih selalu punya idenya sendiri. Aku menerima itu dan selalu menghormatinya. Hal terpenting bagiku, tim meraih kesuksesan,” ungkap Santana seperti dikutip Ruhr Nachrichten. “Tak bisa dimungkiri, ketidakberuntungan Neven memang menjadi berkah tersendiri bagiku.”

Terlepas dari statusnya itu, Santana tetaplah pemain penting bagi Dortmund. Dia selalu bisa diandalkan saat dibutuhkan. Selain kokoh dalam menjaga pertahanan, dia pun punya tandukan tajam yang kerap berbuah gol. Selain itu, Santana juga terbukti mampu berkolaborasi apik dengan Subotic maupun Mats Hummels. Tak heran bila Klopp tak pernah risau bila salah satu palang pintu pertahanannya itu absen. (Sepp Ginz)

Santana Selalu Siap Pakai

14 Nov
Felipe Santana

Meski hanya pemain cadangan, Felipe Santana selalu siap tampil apik karena tak pernah malas-malasan dalam berlatih. (Foto: http://www.ruhrnachrichten.de)

CEDERA SEORANG PEMAIN tak jarang menjadi berkah bagi pemain lain. Saat ini, hal itulah yang dirasakan Felipe Santana. Cedera wajah yang dialami Neven Subotic saat Borussia Dortmund menghadapi VfL Wolfsburg telah membuat bek tengah asal Brasil itu kembali diandalkan untuk menjadi rekan duet Mats Hummels di jantung pertahanan.

Tak tanggung-tanggung, Santana dipastikan menjadi andalan saat Dortmund berjumpa FC Bayern München, sang pemimpin klasemen sementara. Sudah pasti, dia diharapkan tampil apik, terutama untuk meredam goalgetter utama Bayern, Mario Gomez, yang telah mengemas 12 gol. Sudah begitu, dia selama ini sangat jarang bermain.

Meski begitu, Jürgen Klopp, pelatih Dortmund, tak perlu khawatir. Santana adalah sosok yang selalu bisa diandalkan setiap saat. “Memang situasi yang sulit ketika aku harus berada di bangku cadangan, namun tiba-tiba harus bermain. Tapi, aku sering berkata kepada diriku sendiri, ‘Felipe, Kamu harus lebih berkonsentrasi!’ Itu membuatku selalu menunjukkan yang terbaik setiap kali berlatih.” Terang dia kepada Ruhr Nachrichten.

Secara khusus, soal tugasnya mengawal Gomez, Santana mengaku sangat siap. “Aku yakin Mario akan mampu mematahkan rekor Gerd Müller (mencetak 40 gol dalam semusim, -Red.), tapi dia akan terhenti untuk sementara saat melawan kami,” ucap dia. “Setelah itu, dia akan kembali mendulang gol demi gol.”

Itu jelas bukan gertak sambal. Dalam lima laga yang telah dilalui musim ini, Santana tercatat meraih nilai bagus dalam dua laga. Dia meraih nilai 2 saat Die Schwarzgelben mengalahkan Hamburger SV pada pekan pertama dan Wolfsburg pada pekan ke-12. (Sepp Ginz)

Jerman Pamerkan Kostum Baru

9 Nov
Germany National Team

Pelatih Joachim Löw bersama tujuh pemain dan dua orang model memamerkan kostum baru timnas Jerman yang akan mulai dipakai saat menghadapi Ukraina. (Foto: http://www.focus.de)

DUA HARI jelang laga persahabatan menghadapi Ukraina di Kyiv, timnas Jerman secara resmi memamerkan kostum baru yang akan dipakai per 11 November nanti. Gelaran di Hamburg itu adalah kali kedua kostum itu diperkenalkan ke publik. Sebelumnya, pada 29 Agustus silam, kapten Philipp Lahm dan beberapa pemain lainnya berpose dengan kostum tersebut dalam kampanye adidas untuk Piala Eropa 2012.

“Ini adalah hari yang sangat penting karena menjadi milestone berikutnya menuju Piala Eropa. Kostum ini mengasosiasikan kebanggaan, tradisi, nama besar, dan sejarah besar kami,” tutur pelatih Joachim Löw mengomentari kostum yang diperagakan oleh Thomas Müller, Lukas Podolski, Andre Schürrle, Holger Badstuber, Per Mertesacker, Mats Hummels dan Toni Kroos itu.

Jika dicermati, desain kostum baru itu memang sangat mencerminkan latar sejarah Jerman di lapangan hijau. Bentuk kerah V dan tiga garis diagonal tipis berwarna hitam, merah, dan kuning mengingatkan pada kostum Jerman era 1970-an dan 1980-an. Kini, patut ditunggu apakah kostum itu membawa efek positif saat dipakai pada dua laga awal menghadapi Ukraina dan Belanda. (Sepp Ginz)

Gomez Lebih Hebat Dari CR7

8 Sep
Mario Gomez

Berkat efisiensinya dalam memanfaatkan peluang, Mario Gomez kini berada di atas Cristiano Ronaldo. (Foto: http://www.torwart.de)

CRISTIANO RONALDO memang pemain hebat dan luar biasa tajam. Musim lalu, dia mencetak 41 gol dan merengkuh trofi Pichichi. Musim ini pun, dia sudah mencetak tiga gol. Namun, jangan salah, pemain yang kerap disebut CR7 itu tidaklah superior dalam pelbagai hal. Dalam hal efisiensi pemanfaatan peluang misalnya. CR7 ternyata kalah jauh dari Mario Gomez.

Berdasarkan Castrol Edge Rangkings, Gomez mampu mengonversi 35 persen tembakannya menjadi gol. Sedangkan rasio gol per tembakan yang dimiliki CR7 hanya 17 persen. Angka itu pula yang membuat Gomez saat ini bertengger di posisi kedua dalam rangking pemain versi Castrol Football. Dia hanya berada di bawah Lionel Messi.

Berada di rangking kedua adalah prestasi tesrendiri bagi Gomez yang berasal dari Bundesliga 1. maklum, sangat jarang pemain dari kompetisi terelite di Jerman itu yang mampu menembus 10-besar. Saat ini pun, selain Gomez, hanya Mats Hummels yang berada di jajaran elite itu dengan bertengger di peringkat ketujuh.

Gomez sendiri punya prestasi spesial yang membuatnya sejajar dengan CR7. Dalam 12 bulan terakhir, dia mampu membukukan tujuh hat-trick di liga domestik dan antarklub Eropa, sama dengan CR7. Selain keduanya, tak ada pemain lain yang sanggup membukukan prestasi spesial tersebut. (Sepp Ginz)